Kurikulum Merdeka menjadi perubahan signifikan dalam sistem pendidikan Indonesia, memberikan keleluasaan yang lebih besar bagi lembaga pendidikan dalam merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan karakteristik peserta didik. Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, pemahaman mendalam terhadap komponen alur tujuan pembelajaran dalam konteks Kurikulum Merdeka menjadi sangat penting. Artikel ini akan membahas komponen-komponen tersebut dan bagaimana mereka dapat diaplikasikan dengan baik.
1. Definisi Tujuan Pembelajaran
Langkah pertama dalam menyusun komponen alur tujuan pembelajaran pada Kurikulum Merdeka adalah menentukan definisi tujuan pembelajaran. Definisi ini harus tetap memenuhi prinsip SMART (Spesifik, Terukur, Dapat Dicapai, Relevan, dan Terbatas pada waktu). Dalam konteks Kurikulum Merdeka, definisi tujuan pembelajaran harus mampu mencerminkan keanekaragaman kebutuhan dan potensi peserta didik.
Sebagai contoh, tujuan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka mungkin dirumuskan sebagai “Siswa mampu mengidentifikasi masalah lokal dan merumuskan solusi yang dapat memberikan dampak positif dalam lingkungan mereka.”
2. Penyusunan Indikator Kemampuan
Langkah selanjutnya adalah menyusun indikator kemampuan yang dapat mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Indikator kemampuan haruslah bersifat kontekstual dan relevan dengan keadaan lokal. Dalam Kurikulum Merdeka, penting untuk menyesuaikan indikator kemampuan dengan realitas sosial dan budaya masyarakat di sekitar sekolah.
Misalnya, jika tujuan pembelajaran adalah meningkatkan keterampilan literasi dalam masyarakat, indikator kemampuan dapat mencakup kemampuan membaca dan menulis dalam bahasa daerah atau konten yang terkait dengan realitas lokal.
3. Desain Pembelajaran yang Kontekstual
Komponen ketiga dalam alur tujuan pembelajaran adalah desain pembelajaran yang kontekstual. Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran harus dirancang agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan lokal. Hal ini dapat melibatkan penggunaan materi ajar yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, memanfaatkan sumber daya lokal, dan merancang kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang keingintahuan peserta didik terhadap realitas sekitar.
Contohnya, dalam mengajarkan konsep matematika, pengajar dapat merancang kegiatan yang melibatkan situasi praktis di sekitar sekolah atau memanfaatkan contoh-contoh yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.
4. Pembelajaran Berbasis Proyek
Dalam Kurikulum Merdeka, pendekatan pembelajaran berbasis proyek dapat menjadi komponen yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Proyek pembelajaran dapat dirancang dengan mempertimbangkan realitas dan kebutuhan lokal. Melibatkan peserta didik dalam proyek yang relevan dengan konteks mereka dapat meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan pemahaman terhadap materi pembelajaran.
Sebagai contoh, siswa dapat diminta untuk merancang dan melaksanakan proyek yang berfokus pada pemecahan masalah sosial atau lingkungan di sekitar mereka.
Halaman Selanjutnya