Implementasi Kurikulum Merdeka membawa angin segar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Salah satu elemen penting dalam kurikulum ini adalah asesmen diagnostik. Asesmen ini bagaikan peta yang menuntun guru dalam memahami kemampuan awal peserta didik, sehingga pembelajaran yang dirancang dapat tepat sasaran.
Artikel ini akan mengupas tuntas cara membuat asesmen diagnostik kognitif yang efektif di era Kurikulum Merdeka. Ikuti langkah-langkah berikut untuk menjadi navigator handal dalam memetakan potensi belajar peserta didik:
1: Menetapkan Tujuan yang Jelas
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk menentukan tujuan asesmen diagnostik. Apakah Anda ingin mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi tertentu, atau ingin menggali keterampilan berpikir kritis mereka? Jawaban atas pertanyaan ini akan mengarahkan Anda pada jenis instrumen asesmen yang tepat.
2: Memilih Instrumen yang Tepat
Beragam instrumen asesmen diagnostik kognitif tersedia, seperti tes tertulis, observasi, proyek, dan portofolio. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Pilihlah instrumen yang paling sesuai dengan tujuan asesmen, karakteristik peserta didik, dan ketersediaan sumber daya.
3: Merancang Instrumen yang Berkualitas
Kualitas instrumen asesmen menentukan akurasi data yang diperoleh. Pastikan instrumen Anda jelas, terukur, dan objektif. Hindari pertanyaan yang ambigu atau multitafsir. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik.
4: Melaksanakan Asesmen dengan Kondusif
Ciptakan suasana nyaman dan kondusif saat pelaksanaan asesmen. Berikan instruksi yang jelas dan lengkap kepada peserta didik. Pastikan mereka memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan asesmen.
5: Menganalisis Hasil Asesmen dengan Cermat
Nilai hasil asesmen dengan cermat dan objektif. Identifikasi peserta didik yang membutuhkan bantuan tambahan atau yang memiliki potensi unggul. Gunakan data asesmen untuk menyesuaikan strategi pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
6: Memanfaatkan Hasil Asesmen untuk Kepentingan Pembelajaran
Hasil asesmen diagnostik bukan hanya sekadar angka. Gunakan data tersebut untuk memahami profil belajar peserta didik secara menyeluruh. Sesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar mereka. Berikan umpan balik yang konstruktif dan dukungan yang tepat untuk membantu mereka mencapai potensi terbaiknya.
beberapa contoh asesmen diagnostik kognitif yang kreatif dan efektif di era Kurikulum Merdeka. Temukan inspirasi untuk merancang asesmen yang tepat bagi peserta didik Anda:
Contoh 1: Asesmen Diagnostik Bahasa Indonesia (Kelas 3)
Topik: Cerita Fiksi
Instrumen: Tes Tertulis
Pertanyaan:
- Bacalah cerita berikut dengan seksama:
(Cerita pendek tentang seorang anak yang tersesat di hutan)
- Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan cerita di atas:
- Apa yang dilakukan anak itu saat dia tersesat di hutan?
- Bagaimana anak itu bisa keluar dari hutan?
- Apa pelajaran yang dapat dipetik dari cerita ini?
Petunjuk penilaian:
- Pemahaman: 2 poin untuk setiap jawaban yang benar.
- Keterampilan berpikir: 2 poin untuk setiap jawaban yang menunjukkan pemikiran kritis dan kreatif.
Contoh 2: Asesmen Diagnostik Matematika (Kelas 5)
Topik: Pecahan
Instrumen: Observasi
Aspek yang diamati:
- Kemampuan siswa dalam membandingkan pecahan.
- Kemampuan siswa dalam menjumlahkan dan mengurangkan pecahan.
- Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan.
Petunjuk penilaian:
- Berikan skor 1 untuk setiap aspek yang diamati dengan baik.
Tingkatkan Literasi, Info Pendidikan dan Diklat Bersertifikat 32JP gratis melalui Channel telegram “Info Diklat Gratis” link berikut https://t.me/infofreediklat32JP
Info Honorer,Tunjangan dan Sertifikasi melalui Channel telegram “Portal Berita Guru link berikut https://t.me/PortalBeritaGuru
Halaman Selanjutnya