Menurut Dudung, pesan itu disampaikan Nadiem Makarim di saat berjumpa pribadi dengannya.
“Dua kali aku berjumpa langsung, dan berdialog dengan Mas Nadiem. Beliau sungguh berharap setiap guru honorer terus memajukan kompetensi dan terus menuntut ilmu mudah-mudahan lolos PPPK,” jelas Dudung , Rabu (4/5).
Nadiem Makarim, lanjut Dudung, sungguh berharap guru-guru kompeten yang bisa menenteng kurun depan anak didik lebih baik.
Anak didik merupakan hal utama. Semua seleksi PPPK dan PNS merupakan untuk anak didik. Bukan cuma pergeseran status guru dari honorer ke PPPK atau PNS.
“Semua sepakat anak didik merupakan yang punya dongeng di negeri ini. Jenis insan paling bermanfaat di dunia pendidikan merupakan anak didik, gres lalu gurunya,” ucapnya.
“Semoga para guru honorer tetap semangat dan terus menuntut ilmu memajukan kompetensi,” cetusnya.
Lanjut dikatakan, memajukan kompetensi akan beriringan dengan memajukan status.
Di segi lain dari hal konkret PPPK merupakan usia guru honorer yang lebih dari 57 tahun pun bisa menjadi ASN. Artinya, seolah tidak ada deadline 35 atau 40 tahun untuk menjadi guru ASN.
“Tinggal dilema pensiun saja yang tidak ada bagi guru PPPK,’ pungkas Dudung. (esy/jpnn)ang tidak kompeten.
Status guru honorer menjadi PPPK atau PNS merupakan penting. Namun, jauh lebih penting lagi bagi pemerintah merupakan menentukan anak didik dilayani oleh guru yang kompeten.