Pada artikel sebelum nya kita sudah membahas sebuah ungkapan yang terkait dengan Plafon Kredit dan WI (Work Investment) atau Kebutuhan Modal Kerja. Nah kali ini saya ingin menyebarkan beberapa ungkapan dan sebutan yang mungkin sering di dengar oleh Sahabat Infokreditbank semua.
Dan alasannya banyak nya ungkapan di Dunia Perbankan terutama Kredit, di artikel kali ini saya akan membahas ungkapan yang terkait dengan perkiraan SOR (untuk SOR sendiri sudah ada bahasan nya)
Dana Cair
Dana Cair
1. Omset
Omset merupakan sama dengan penjualan, yaitu jumlah total barang atau jasa yang sudah terjual dalam satu satuan waktu. Misal : Omset Semangka Bulan April, merupakan jumlah pemasaran semangka selama Bulan April, jadi murni angka pemasaran tanpa dikurangi oleh apapun.
2. HPP (Harga Pokok Penjualan)
Atau sering juga disebut dengan modal, tetapi bahwasanya tidak sempurna bila disebut dengan modal, alasannya HPP ini semestinya bila di rumuskan akan menjadi menyerupai ini
Dana Cair HPP = Modal barang + ongkos perolehan barang + Kemungkinan barang rusak
Jadi HPP tidak cuma modal pembelian barang. Misal : HPP Semangka yang dibeli di luar kota dengan ongkos angkut Rp.100Rb bila dibawa oleh Mobil Pickup dengan muatan 1 Ton (1000 Kg) dan kemungkinan 10% barang rusak atau yang hendak dijadikan sampel untuk pembeli, maka HPP semangka ini akan menjadi (asumsikan harga semangka per kg merupakan Rp.2.000,00)
Dana Cair HPP = (Rp.2.000×1000)+(100rb)+((Rp.2.000×1.000)*10%)
Dana Cair Maka HPP untuk 1 Ton semangka merupakan Rp.2.300.000,00
3. Keuntungan Kotor
Keuntungan Kotor merupakan besar laba pemasaran barang atau jasa sebelum dikurangi ongkos biaya atau pengeluaran lain, untuk menjumlah Keuntungan Kotor ini rumusan nya merupakan :
Dana Cair Keuntungan Kotor = Omset – HPP
jadi dalam permasalahan semangka diatas, dengan perkiraan omset merupakan Rp. 3.000.000, maka Keuntungan Kotornya merupakan Rp.700.000,00
Persentase Keuntungan kotor ini juga sering kali pribadi dijumlah menggunakan angka persentase, persentase inilah yang kemudian dinyatakan selaku GPM (Gross Profit Margin), menjumlah GPM bisa dipakai rumusan :
Dana Cair GPM = Keuntungan Kotor / Omset
Dana Cair Makara pada permasalahan semangka ini, maka GPM yang diperoleh merupakan 23,3%
Dana Cair
Note : pada beberapa pola kasus, GPM yang muncul, umumnya pada hitungan HPP belum dikurangi ongkos perolehan barang dan potensi barang rusak, sehingga ada yang GPM nya menjadi berlainan atau lebih besar dari 23,3%.
Dana Cair
Pada pola kita bila GPM dijumlah tanpa HPP nya masuk kedua ongkos yang saya sebutkan diatas, maka GPM nya menjadi sebesar 33,3%, ada perbedaan sebesar 10%, dimana 10% inilah ongkos perolehan barang + potensi barang rusak tadi
4. Biaya Operasional
Ini merupakan komponen ongkos atau pengeluaran yang berhubungan dengan acara pemasaran barang, misal bila semangka tersebut dijual secara berkeliling, maka Pengeluaran yang mungkin adalah, Pembelian Bensin kendaraan, Biaya makan minum atau pengeluaran lain si pedagang dan Pulsa bila menggunakan Handphone untuk memasarkan semangka tersebut.
Untuk perkiraan yang GPM nya merupakan 33,3% (diatas), maka ongkos 10% yang belum dijumlah tadi akan di masukkan ke bab ini.
Untuk perkiraan BANK (dalam perkiraan kesanggupan bayar), umumnya hitungan dengan GPM 33,3% itu yang lebih sering digunakan, alasannya perkiraan ongkos segalanya digabung selaku Biaya Operasional
5. Keuntungan Bersih
Nah.., kolom ini merupakan kolom atau bab laba yang merupakan laba sebenarnya, Keuntungan Bersih sanggup dijumlah dengan Rumus :
Dana Cair Keuntungan Bersih = Keuntungan Kotor – Biaya Operasional / Operasional Usaha
Jadi dari pola pemasaran semangka tadi, dengan perkiraan ongkos operasional merupakan sebesar Rp.500rb maka Keuntungan Bersih yang diperoleh merupakan sebesar Rp.200rb
Dana Cair Sangat kecil bukan.. 😂😂
Secara kebijaksanaan akal sehat, sungguh sulit dipercayai Rp.200rb dijadikan selaku sumber pendapatan keluarga dalam 1bulan. Lalu untuk menanggulangi ini umumnya akan dijalankan 2 hal :
- Meningkatkan volume pemasaran dari 1 ton per bulan menjadi 4 sampai 5 ton, sehingga Keuntungan Bersih juga akan meningkat 4 sampai 5 kali lipat
- GPM yang dipakai akan ditingkatkan, atau persentase kegunaannya di besarkan, dari sebelumnya 23,3 atau 33,3% menjadi 50 sampai 60%
Dana Cair
Dana Cair Dan sebenar nya untuk GPM Makan dan Minuman umumnya 40% ke atas sampai 70%, jadi pola kita tadi memang terlalu kecil
Dana Cair Lalu bila ingin mengoptimalkan GPM, apa kira kira yang dinaikkan ?
Yapp.., sempurna sekali, Harga Jual yang dinaikkan, jadi dengan pola semangka, untuk 1 Kg semangka dibutuhkan HPP sebesar Rp.2.300,00 maka harga jual dihentikan di angka Rp.3.000,00 melainkan di Rp.4.000,00 atau Rp.5.000,00
Nah kemudian sehabis Keuntungan Kotor, terlebih istilahnya..,
6. Pengeluaran Rumah Tangga
Ini merupakan ongkos total yang dikeluarkan di rumah, baik belanja harian untuk makan minum, Biaya anak sekolah, Listrik, Air, Asuransi dan semua pengeluaran lain yang bukan merupakan pengeluaran untuk usaha. Untuk angka di bab ini, pihak Bank sering kali mengerjakan Interview ke Calon Debitur atau ada juga Bank yang sudah memiliki Rate khusus untuk ini, misal : Keluarga dengan 3 anak tinggal di perkotaan, 1 Kepala dikali dengan Rp.120rb, maka Pengeluaran Rumah Tangga untuk keluarga tersebut pribadi dianggap sebesar Rp.6.000.000/bulan, bila anaknya cuma 1 maka bianya nya akan menjadi Rp.3.600.000/bulan
7. Sisa Pendapatan / Sisa Hasil Usaha
Ini merupakan total duit yang masih bisa di sisakan oleh si kandidat Debitur, nah jumlah sisa penghasilan inilah yang hendak menjadi dasar perkiraan Kemampuan Bayar dari si Calon debitur. Yakni :
Dana Cair Sisa Pendapatan = Keuntungan Bersih – Pengeluaran Rumah Tangga
Lalu apa saja ungkapan dalam perkiraan Kemampuan Bayar Calon debitur ?? Kita akan diskusikan di artikel selanjutnya ya…